Kamis, 08 Maret 2012

PENILAIAN, PILIHAN DAN PROSES

"Kamu tahu gak, aku capek kalau setiap saat kamu nuntut aku ini dan itu". Seorang gadis menyatakan protes di hadapan kekasihnya. Namanya Sarah. Sudah sebulan mereka bertengkar karena masalah yang itu-itu saja. Bukan apa-apa. Sarah merasa Alan - kekasihnya - terlalu menuntutnya lebih, diluar batas kemampuannya. Sebaliknya, Alan merasa apa yang dia minta selama ini pada Sarah adalah hal yang Alan butuhkan. Dia butuh Sarah untuk menjadi lebih dewasa. Alan merasa kecewa dengan sikap Sarah. Sarah merasa tertekan dengan permintaan Alan.

"Kamu mau nya apa sih, yang? Apa bisa kamu rinci?" Sarah mendesak. "Kamu kan udah gede, kamu pikir aja sendiri." jawaban Alan gak sesuai dengan harapan Sarah. Sarah menyerah. Sekuat apapun dia berusaha, Alan pasti menganggapnya salah. Alan juga punya pendapat sendiri, sekuat apapun dia meminta Sarah berubah, Sarah tak akan berubah.

"Yaudah. Kita putus aja ya. Mungkin kita masih butuh waktu." Alan menatap gadisnya tak percaya. Sarah sudah menangis. Buatnya ini bukan keputusan yang dia mau. Dia hanya berpikir tak bisa menjadi apa yang Alan mau. Alan sudah terlanjur marah. Alan berharap Sarah akan berusaha lagi, tapi dia malah memilih berpisah. Alan pergi, dan Sarah hanya duduk. Mengharapkan Alan berbalik, dan memintanya memulai kembali. Tapi Alan tak akan kembali, tidak untuk saat ini atau tidak untuk selamanya.

Pilihan itu adalah keputusan kita masing-masing. Untuk sebuah pilihan yang akan diambil dan sudah diambil, ada proses di dalamnya. Sebelum kita memutuskan sesuatu, kita akan berpikir dampak dan resikonya. Ini adalah sebuah proses. Saat kita sudah memutuskan pilihan, kemudian ada yang berpihak dan ada yang tidak. Ini juga adalah proses. Proses dimana adaptasi dibutuhkan setelah keputusan itu diambil. Proses dimana resiko dan dampak yang ada diterima satu per satu.
Di dalam proses, kita juga akan memikirkan banyak hal. Yang terpenting dalam proses ini adalah berpikirlah dari banyak sisi yang berbeda. Sarah dan Alan hanya berpikir dari sisi masing-masing, sehingga keputusan yang diambil justru menyakiti keduanya. Tapi itu baik, sehingga akan ada proses dimana mereka akan mulai memikirkan keputusan itu kembali. Dan sebaiknya mereka saling menilai dari sisi sebaliknya. Bagaimana Sarah jika Alan tak sedewasa yang Sarah mau, dan bagaiman Alan jika tuntutan Sarah terlalu berat untuk diikutinya. Lagi-lagi semua adalah proses. Proses membutuhkan waktu. Pikirkanlah.

3 komentar: